Mengenai Saya

Foto saya
Ingin memberi makna bagi banyak orang, melalui talenta yang telah Tuhan berikan. Mengisi kehidupan dengan mengajar, training, melulis buku, konsultan manajemen, talkshow di radio, TV, pembicara di berbagai event, seminar, konseling, dan pelayanan.

LEADERSHIP, filosofi 5 jari.....


Banyak orang yang memiliki jabatan sebagai pemimpin namun kurang memahami leadership atau kepemimpinan. Leadership sendiri biasanya dpahami sebagai kecakapan menggerakkan orang lain untuk melalukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Memang, seorang pemimpin mempunyai gaya serta cara yang berbeda-beda sesuai karakternya. Keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh banyak factor diantaranya adalah karakter dari pemimpin serta situasi dan kondisi. Namun kunci sukses seorang pemimpin justru pada kemampuannya memberdayakan anak buah untuk mencapai persetasi terbaiknya.
Terdapat beberapa type karakter pemimpin antara lain pemimpin kharismatik, pemimpin transformasi, pemimpin transaksional, pemimpin visioner, pemimpin otoriter, pemimpin demokratis. Pemimpin kharismatik mempunyai daya tarik yang sangat kuat, seolah seperti mempunyai daya magis. Pemipin transformasi adalah pemimpin yang selalu melakukan perubahan-perubahan yang spectakuler. Pemimpin transaksional selalu menghargai prestasi dengan materi, memotivasi anak buah dengan bonus atau penghargaan materi lainnya.  
Pemimpin visioner mempunyai pandangan jauh ke depan, mempunyai program-program yang menantang dan bergerak cepat. Pemimpin otoritar adalah pemimpin yang keras tegas dan memaksakan kehendak dengan kekuatan kekuasaannya. Pemimpin demokratis adalah seorang pemimpin yang banyak melibatkan anak buah dalam pengambilan keputusan. Tidak bisa menjawab pertanyaan mengatakan mana yang terbaik. Justru seringkali dibutuhkan sebuah kombinasi untuk bertindak sesuai kondisi dan situasinya.
Adalah Menjadi leader yang efektif tentu membutuhkan berbegai kunci. Berikut  tips menjadi leader atau pemimpin yang efektif, yaitu dengan menggunakan 5 kunci sesuai jumlah jari yang kita miliki sebagai reminder tool (alat pengingat). 1. Appreciate (pengingat ibu jari), 2. Direction (pengingatnya jari telunjuk), 3. Wise (pengingat jari tengah), 4. Existence (pengingat jari manis), dan 5. Loyal (pengingat jari kelingking).
1.    Appreciate. Ibu jari biasanya digunakan untuk memberikan penghargaan pada orang lain. Seorang pemimpin efektif mempunyai kecakapan untuk menghargai. Menghargai diri sendiri, khususnya menghargai anak buahnya. Kemampuan seorang pemimpin menghargai anak buahnya, untuk prestasi sekecil apapun, akan memudahkan pemimpin tersebut lebih mudah menggerakan anak buahnya. Anak buah yang merasa dirinya dihargai semangatnya akan menyala-nyala. Penghargaan tidak harus dengan materi, mungkin pujian, pengakuan, atau penghargaan public yaitu dengan ditempelkannya di papan pengumuman atau disampaikannya pada saat pertemuan. Memberikan reward lebih banyak dari punishment. Kalau memang harus memberikan punishment atau terguran sampaikan dengan cara dipanggil, dan tidak perlu banyak orang tahu. Sebaliknya kalau memberikan reward semakin banyak orang tahu semakin baik. Kecerdasan seorang pemimpin dala memberikan penghargaan pada anak buah akan memudahkan pemberdayaan potensi anak buah secara optimal.

2.    Direction. Jari telunjuk biasanya digunakan untuk menunjukkan arah. Seorang pemimpin harus mampu menunjukkan tujuan serta mengarahkan anak buah agar sampai pada tujuan yang telah ditetapkan. Dimulai dari menetapkan tujuan atau target-target. Selanjutnya mengkomunikasikan atau mensosialisasikan target tersebut pada anah buah, lalu menggerakkan atau memotivasi mereka untuk mencapainya. Beri semangat dan tunjukkan sikap empati jika anak buah keberatan atau gagal mencapainya. Damping sekali waktu sebagai bentuk control apakah mereka sudah melakukan yang terbaik.

3.    Wise. Jari tengah itu tidak kekiri dan tidak kekanan. Artinya seorang pemimpin itu harus adil dan bijaksana. Tidak boleh memihak atau menganak emaskan pada seseorang, salah satu kelompok atau golongan. Pemimpin yang pilih kasih, akan membuat kecemburuan bagi yang lainnya, sehingga menurunkan semangat tim. Agar obyektif harus ada standar kerja untuk dijadikan tolok ukur. Sehingga penilaian kinerja menggunakan tolok ukur yang sudah baku. Gunakan hati yang jernih dalam menangani konflik. Rebut hati karyawan dengan emiliki kecerdasan mendengar. Anak buah yang merasa didengarkan dengan penuh empati ide tau keluhannya, maka mereka akan memiliki rasa loyal terhadap perusahaan.

4.    Excistance. Cincin selalu disematkan di jari manis. Sebagai pengingat bahwa seorang pemimpin harus mendapatkan tempat yang manis di hati anak buahnya. Artinya keberadaan emimpin tersebut diakui, diterima atau bahkan dibanggakan oleh anak buahnya. Hal ini bisa terjadi kalau pemimpin tersebut bisa menjadi panutan, menjadi contoh dalam setuap perilaku danperkataannya. Pemimpin yang selalu melindungi (mengayomi) dan memperjuangkan anak buah untuk mencapai kehidupan terbaik juga mendapatkan tempat yang manis dihati. Jika seorang pemimpin sudah mendapat tempat yang manis di hati karyawannya, maka diperintah apa saja karyawan itu dengan senang hati akan melakukannya.

5.    Loyal. Jari kelingking mengingatkan kita saat membuat janji, dan kita akan setia pada janji kita. Seorang pemimpin dituntut setia, tulus dan iklas. Memiliki jiwa melayani. Melayani tidak akan merendahkan tetapi justru membuat kesan mendalam dan membuat anak buah akan melayani lebih besar.

Bagaimanapun juga, pemimpin yang memiliki jiwa pembelajar akan dapat pelajaran terbaik  melalui problem-problem yang dihapai selama menjalan roda organisasi. Sehingga semakin banyak masalah yang dihadapi biasanya proses kematangan pemimpin makin cepat atau makin baik. Ingat, kualitas pemimpin teruji pada saat menghadapi banyak masalah.

Semoga bermaanfaat….dan keep fighting…!



Diterbitkan Harian Jogya, 9 Mei  2010