Malam merangkak
larut, saya masih di depan laptop untuk menuliskan catatan yang terakhir dari
buku ini. Setelah semuanya selesai, saya diam dalam sebuah perenungan. Teringat
beberapa waktu lalu, ketika saya dipanggil oleh pak Noegroho di ruang kerjanya,
dan beliau menyampaikan keinginannya untuk menulis buku biografi. Saya langsung
menanggapi dengan menawarkan diri untuk membantu menyuntingnya.

Ada
quote yang pernah saya baca, begini “Orang hebat melahirkan banyak karya-karya
bermutu, sedangkan guru melahirkan ribuan orang hebat”. Dalam renungan saya, Pak Noegroho bukan hanya guru yang
telah melahirkan ribuan orang hebat, tetapi Pak Noeg telah mendirikan STIM YKPN
sebagai wadah para guru melahirkan jutaan orang hebat. Waow....ini sangat luar
biasa. Sebuah multiplier effect yang dampaknya sangat besar.
Tidak
terbayangkan sebelumnya, bagaimana 41 tahun yang lalu, seorang pemuda bernama
Noegroho, berjuang keras untuk berusaha mewujudkan impiannya yang mulia, membantu
banyak orang yang pingin kuliah tetapi tidak punya cukup uang, sementara kampus
yang murah hanyalah Perguruan Tinggi Negeri, dan tidak semua orang bisa
tertampung di sana. Dari situlah hasrat
hatinya membara, bagaimana mendirikan kampus yang biayanya murah, tetapi
kualitasnya sama dengan UGM. Maka dengan perjuangan kerasnya, terwujudlah pada
tanggal 1 Januari 1976, bersama dengan pak Gun dan Pak Hey, berdirilah kampus AMP YKPN, sebuah Perguruan Tinggi Swasta super
sederhana, yang biaya kuliahnya murah, tapi hampir semua dosennya dari UGM.
Belum
merasa cukup pengabdiannya dengan menjadi dosen UGM, pendiri AMP YKPN, menjadi
pembina YKPN, beliau juga mendedikasikan dirinya sebagai anggota DPRD Provinsi
DIY. Untuk menyumbangkan hasil-hasil pikiran terbaiknya bagi dunia pendidikan,
beliau menulis beberapa buku yaitu, buku statistik 1 (deskriptif), buku
statistik 2 (induktif), buku statistik untuk SMEA dan Sederajat yang telah
digandakan ratusan ribu eksemplar, buku perkembangan AMP – STIM YKPN dalam 4
dasa warsa, dan sekarang pada usia yang sebentar lagi, pada 14 Desember 2016
genap 77 tahun, pak Noeg masih sangat produktif dengan menulis buku otobiografi
ini. Buku ini berisi perjalanan panjang dan pengabdian dari Pak Noegroho, yang
akan menjadi kenangan bagi keluarga, dan menjadi inspirasi bagi kita semua,
bagaimana mewarnai dunia dengan menghasilkan karya-karya nyata bagi banyak
orang.
Pelajaran
yang sangat berharga bagi saya, dalam proses mengerjakan penyuntingan buku ini.
Bahwa kualitas kehidupan, tidak ditentukan oleh apa yang sudah diraih, tetapi
seberapa besar hidupnya telah bermakna bagi sesama. Itulah sosok pak Noeg yang
telah mengisi kehidupan dengan memberikan dampak nyata bagi kehidupan orang
lain. Rasa bahagianya mengalir bagaikan sungai yang tidak pernah kering, bukan
karena harta bendanya, melainkan kebermaknaan hidupnya bagi sesama. Pada
tataran kehidupan seperti itu, seseorang tidak lagi mencari apa-apa. Yang ingin
dilakukan adalah memperbesar kapasitas pengabdiannya, mengabdi pada Sang Khalik
, Sang Pencipta Kehidupan. Sebagai bentuk
syukur atas seluruh anugerah kehidupan yang telah diterimanya, di hari tuanya, Pak Noeg mempersembahkan
dirinya untuk menjadi kepanjangan tangan Tuhan, dengan menjadi hamba dan melayani
banyak orang.
Waoow....,
tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 dini hari, saya masih di depan
laptop, dan masih sangat segar karena rasa gembira. Betapa bersyukurnya saya
bisa diberi kesempatan untuk menyunting buku ini. Terimakasih pak Noeg, bapak
telah mewariskan bagi kami pelajaran tentang kehidupan yang sangat berharga.
Kiranya Tuhan selalu menyertai pak Noeg sekeluarga dengan KasihNya yang
berlimpah-limpah. Amin.
Sembah
sungkem kagem pak Noeg.
Penyunting buku
ttd
MC Maryati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar