Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu. Masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna…….
Siapapun yang pernah tinggal di Yogya pasti merasa tergetar mendengarkan alunan lagu Kla Project yang berjudul “Yogyakarta” tersebut. Yogyakarta memang unik dan memiliki daya tarik yang sangat luar biasa. Kota yang memiliki citra sangat kental sebagai kota pendidikan, kota budaya dan kota pariwisata ini, ternyata juga mampu menyedot perhatian para investor untuk melakukan investasi di Yogya. Meskipun bencana alam seperti meletusnya gunung Merapi, gempa tektonik pantai selatan, serta angin puting beliung, yang sering menjadi berita yang kurang sedap, namun kondisi tersebut tidak menyurutkan para investor untuk tetap berinvestasi di Yogya.
Suasana Yogya yang sejuk dan nyaman, pada masa liburan tiba akan berubah menjadi padat dan macet. Banyak kendaraan dari luar kota membanjiri kota Yogya. Kawasan wisata dan pusat belanja seperti Jalan Malioboro dan pasar Bringharjo menjadi tujuan utama para wisatawan domestic maupun mancanegara. Semakin hari semakin meningkat jumlah wisatawan yang berkunjung ke Yogya. Kota Yogya menjadi tujuan wisata kedua setelah Bali. Selain tujuan berwisata banyak perusahaan atau lembaga yang memilih Yogya sebagai tempat pertemuan bisnis, seminar, diklat, dan lain sebagainya. Hal ini tentu berdampak pada peningkatan demand dari bebagai sektor khususnya seperti perhotelan, restoran, transportasi dan lembaga-lembaga pendidikan atau lembaga training. Dari sudut pandang investor, pastilah ini peluang bisnis yang sangat menggiurkan.
Menurut data statistic (BPS), sektor ekonomi yang memiliki peranan terbesar dalam perekonomian Provinsi DIY pada 2012 adalah sektor jasa sebesar 22,50 persen; kemudian diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran (20,36 persen). Provinsi DIY terdiri dari 4 kabupaten dan 1 kota, dan kontribusi terbesar adalah kota Yogyakarta. Data kota Yogyakarta untuk tahun 2011 sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor property, dan sector transportasi dan telekomunikasi merupakan sektor-sektor yang secara riil mengalami peningkatan kontribusi. Kontribusi ketiga sektor ini terhadap perekonomian Kota Yogyakarta pada tahun 2011 sebesar 53 %.
Dengan prediksi jumlah pengunjung ke Yogya yang selalu meningkat dari tahun ke tahun, hal ini mulai terlihat banyak hotel-hotel baru bermunculan di Yogyakarta. Bahkan jumlah hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2013 akan bertambah sebanyak 66 hotel, yang terdiri atas 22 hotel bintang dan 44 non bintang (sumber PHRI). Hal ini akan menjadi trigger terciptanya peluang-peluang bisnis atau investasi yang sangat menggairahkan.
Beberapa jenis investasi yang masih banyak diminati di Yogya adalah :
1. Perdagangan. Kota Yogyakata sebagai kota tujuan wisata selalu banyak wisatawan yang datang dan berkunjung ke Yogya. Mereka selalu mencari barang-barang kas Yogya seperti tas, kaos, batik, kerajinan tangan, kasongan dan segala macam pernak-pernik kas Yogya lainnya, untuk oleh-oleh atau souvenir. Barang-barang yang bernuansa Yogyakarta akan menjadi tanda mata atau kenang-kenangan bahwa mereka pernah berkunjung ke Yogyakarta. Bagi orang Yogya sendiri, bisa dijadikan sebagai oleh-oleh ketika berkunjung pada saudara atau bahkan relasi bisnis yang tinggal di luar Yogyakarta. Banyak juga perusahaan-perusahaan memesan barang-barang kas Yogya lalu di beri logo perusahaan untuk dibagikan pada relasi sebagai souvenir sekaligus sebagai corporate identity tool. Peluang bisnis perdagangan barang-barang kas Yogya masih sangat tinggi. Prinsipnya dibutuhkan kreativitas, selalu melakukan kreasi-kreasi baru dalam memproduksi barang. Ingat, Yogya gudangnya orang kreatif, banyak seniman berkarya dengan beraneka ide kreatifnya.
2. Pendidikan. Kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap Yogya sebagai kota pendidikan sangat baik. Sehingga mereka akan lebih memilih Yogya sebagai tempat menuntut ilmu dari pada kota lainnya. Hal ini tentu saja menumbuhkan peluang bisnis seperti kos-kosan, laundry, dan kebutuhan mahasiswa pada umumnya. Yogya sebagai kota pendidikan pernah tergoncang dengan issue negative tentang pergaulan bebas (hanya issue), namun sekarang citra Yogyakarta sebagai kota pendidikan sudah mulai pulih. Terlihat jumlah mahasiswa baru mulai meningkat 2 tahun terakhir ini.
3. Perhotelan. Tidak hanya wisatawan yang datang ke Yogya, banyak perusahaan memilih kota Yogya untuk acara diklat, meeting, training, seminar, sehingga memicu occupancy meningkat. Saat ini hampir setiap hotel ramai dengan berbagai acara training & business meeting. Investor memandang ini sebagai peluang investasi yang memiliki prospek bagus. Terbukti dengan pertumbuhan jumlah hotel di Yogya yang sangat pesat.
4. Kuliner. Bisnis kuliner di Yogyakarta sangat menjanjikan, karena wisata kuliner menjadi salah satu agenda pengunjung yang datang ke Yogya. Untuk bisnis kuliner yang menjadi daya tarik tidak hanya cita rasa yang enak, tetapi juga cara penyajian yang unik serta menghadirkan suasana yang khas. Berbagai macan level harga asalkan memiliki keunikan pasti banyak pengunjungnya. Dari angkringan (nasi kucing) hingga restaurant mewah, dari kaki lima hingga green resto, semuanya selalu ramai pengunjung.
5. Property. Ada beberapa alasan mengapa bisnis property di Yogya tetap eksis? Pertama, karena banyak orang memilih Yogya untuk kehidupan hari tuannya, Yogya tempat yang tenang dan nyaman untuk tinggal maupun belajar, sehingga mereka akan membeli rumah di Yogya sebelum mereka pensiun. Kedua, mereka membelikan rumah untuk anak-anaknya yang kuliah di Yogya dari pada harus kos. Pertimbangannya dengan punya rumah sendiri pasti lebih hemat. Dengan 2 alasan di atas banyak investor dari luar kota yang merambah ke Yogya untuk menyediakan berbagai type rumah dengan berbagai level harga dan desain. Rumah modern, etnik, mewah, sederhana semuanya punya pasar di Yogya.
Yogyakarta, memang kota yang luar biasa, pesonanya tidak hanya memikat hati pengunjungnya, tetapi juga memikat hati para investor untuk mengais rejeki. Dari sudut pandang investor Yogya tetap aman sebagai pilihan tempat untuk investasi.
Mari, jangan ragu untuk segera berinvestasi di Yogya.
(Artikel ini ditulis MC Maryati, diterbitkan Harian Jogja 20 Januari 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar