Mengenai Saya

- MC Maryati Motivation
- Ingin memberi makna bagi banyak orang, melalui talenta yang telah Tuhan berikan. Mengisi kehidupan dengan mengajar, training, melulis buku, konsultan manajemen, talkshow di radio, TV, pembicara di berbagai event, seminar, konseling, dan pelayanan.
Minggu, 19 Mei 2013
REFLEKSI 105 TAHUN HARI KEBANGKITAN NASIONAL
Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam buku Born To Fight, karya MC Maryati, menuliskan, “Amatilah pikiranmu, karena akan menjadi ucapanmu. Amatilah ucapanmu, karena akan menjadi tindakanmu. Amatilah tindakanmu, karena akan menjadi kebiasaanmu. Amatilah kebiasaanmu, karena akan menjadi karaktermu. Amatilah karaktermu, karena akan menjadi nasibmu”
Mengamati carut marutnya negeri ini akibat moral & kualitas sumberdaya yang buruk, maka apa yang di tulis Sri Sultan di atas tak lain adalah betapa pentingnya membangun karakter bangsa. Sebagai refleksi dari Hari Kebangkitan Nasional ke 105 yang jatuh pada hari ini, Senin 20 Mei 2013, kalimat bijak di atas menandaskan bahwa memperingati hari kebangkitan nasional tidak sekedar mengingat sejarah, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memantik kebangkitan bangsa dari keterpurukan segala bidang.
Jika merefleksi ke belakang, yang sering muncul dari bawah sadar kita adalah kecewaan, keluhan, protes, ketidak percayaan, kemarahan, yang sebenarnya menghabiskan energy yang sia-sia. Ketika para petinggi negeri sudah tidak bisa menjadi tempat bergantungnya harapan untuk kebangkitan bangsa ini, maka yang paling tepat adalah kebangkitan generasi muda. Melalui generasi muda saya masih optimis bahwa Indonesia mempunyai masa depan yang cerah, kesempatan masih terbuka lebar jika para generasi muda saat ini menanamkan nilai-nilai moral yang luhur. Melalui membangun karakter generasi muda kita sedang mempersiapkan pemimpin bangsa yang pada masanya nanti akan menyelamatkan negeri ini.
Perguruan tinggi mempunyai peran yang cukup besar dalam membangun karakter generasi muda, melalui konsep pendidikan yang holistic. Seperti yang terkandung dalam UNESCO, konsep pendidikan mengacu pada 3 pilar, yaitu learn to know, learn to do, dan learn to live together. Pilar satu dan dua, learn to know dan learn to do, mengarah pada pembentukan sense of having, yaitu bagaimana menjadikan lulusan perguruan tinggi memiliki kualitas di bidang science dan skill, yang penerapannya secara fungsional dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan demikian akan mendorong untuk berlomba secara proaktif, kreatif dan inovatif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi.
Sedangkan pilar ketiga, learn to live together, konsepnya mengarah pada pembentukan karakter bangsa, yaitu kesadaran terhadap sense of being. Bagaimana perguruan tinggi membentuk lulusan yang memiliki integritas dan bertanggung jawab dengan komitmen bersedia melayani sesama, saling memberi dan menerima, menghargai dan menghormati perbedaan atas dasar kesadaran dan toleransi, tanggung jawab, kejujuran dan moral yang baik. Secara utuh dan menyeluruh, ketiga pilar tersebut akan membangun bangsa yang memiliki sense of future, yaitu anak bangsa yang mandiri dan memiliki masa depan. Selain melalui mata kuliah khusus untuk tujuan ketrampilan kehidupan bersama, setiap dosen atau pengajar jangan jemu-jemu menyelipkan pelajaran budi pekerti di setiap mengajar. Pendidikan tinggi diharapkan bisa menjadi center of reconstruction dan agent of change yang memberikan pegangan dan pemikiran-pemikiran baru generasi muda sebagai penerus bangsa.
Untuk bisa teguh pada komitmen itu, maka setiap lembaga pendidikan tinggi harus membangun paradigma baru, dan menerjemahkannya ke tingkat operasional dalam proses belajar mengajar, dan menempatkan lulusannya secara pas dalam pergulatan di tengah-tengah masyarakat. Pendidikan tinggi seperti inilah, barangkali yang memiliki perspektif pemberdayaan, yang mengharuskan kita melakukan refleksi filosofis, bahwa titik sentral pendidikan adalah manusia. Maka dalam konteks ini, pendidikan bisa memfungsikan dirinya sebagai wacana interaktif antara manusia dan masyarakat serta lingkungannya
Selain perguruan tinggi masih banyak pihak yang memiliki peran strategis dalam menyelamatkan masa depan Indonesia melalui pendidikan informal dalam lingkungan keluarga. Orang tua yang memiliki anak remaja perlu meningkatan hubungan yang berkualitas, kedekatan hati serta kepedulian agar anak remajanya tumbuh lebih sehat secara psikologis dan rohani. Kesenjangan komunikasi antara orang tua dan anak sering menjadi hambatan kedekatan dalam membangun kualitas relationship. Memahami tingkat kebutuhan anak remaja serta karakter akan mempermudah perbaikan komunikasi. Pesan yang tersirat untuk generasi muda melalui tulisan Sri Sultan di atas, bahwa keberhasilan yang diraih, atau kegagalan yang menimpa dapat ditelusuri jauh ke dalam diri sendiri. Diawali dari pikiran yang baik, yang akan menjadi ucapaan, tindakan, kebiasaan, yang pada akhirnya akan membangun karakter yang baik. Dari karakter generasi mudalah nasib bangsa ini di bangun. Di pundak generasi muda masa depan bangsa di pertaruhkan.
Semoga tulisan ini menjadi pencerahan bagi pembaca. Selamat Hari Kebangkitan Nasional. Salam sukses.
Jumat, 25 Januari 2013
YOGYAKARTA DARI SUDUT PANDANG INVESTOR

Siapapun yang pernah tinggal di Yogya pasti merasa tergetar mendengarkan alunan lagu Kla Project yang berjudul “Yogyakarta” tersebut. Yogyakarta memang unik dan memiliki daya tarik yang sangat luar biasa. Kota yang memiliki citra sangat kental sebagai kota pendidikan, kota budaya dan kota pariwisata ini, ternyata juga mampu menyedot perhatian para investor untuk melakukan investasi di Yogya. Meskipun bencana alam seperti meletusnya gunung Merapi, gempa tektonik pantai selatan, serta angin puting beliung, yang sering menjadi berita yang kurang sedap, namun kondisi tersebut tidak menyurutkan para investor untuk tetap berinvestasi di Yogya.
Suasana Yogya yang sejuk dan nyaman, pada masa liburan tiba akan berubah menjadi padat dan macet. Banyak kendaraan dari luar kota membanjiri kota Yogya. Kawasan wisata dan pusat belanja seperti Jalan Malioboro dan pasar Bringharjo menjadi tujuan utama para wisatawan domestic maupun mancanegara. Semakin hari semakin meningkat jumlah wisatawan yang berkunjung ke Yogya. Kota Yogya menjadi tujuan wisata kedua setelah Bali. Selain tujuan berwisata banyak perusahaan atau lembaga yang memilih Yogya sebagai tempat pertemuan bisnis, seminar, diklat, dan lain sebagainya. Hal ini tentu berdampak pada peningkatan demand dari bebagai sektor khususnya seperti perhotelan, restoran, transportasi dan lembaga-lembaga pendidikan atau lembaga training. Dari sudut pandang investor, pastilah ini peluang bisnis yang sangat menggiurkan.
Menurut data statistic (BPS), sektor ekonomi yang memiliki peranan terbesar dalam perekonomian Provinsi DIY pada 2012 adalah sektor jasa sebesar 22,50 persen; kemudian diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran (20,36 persen). Provinsi DIY terdiri dari 4 kabupaten dan 1 kota, dan kontribusi terbesar adalah kota Yogyakarta. Data kota Yogyakarta untuk tahun 2011 sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor property, dan sector transportasi dan telekomunikasi merupakan sektor-sektor yang secara riil mengalami peningkatan kontribusi. Kontribusi ketiga sektor ini terhadap perekonomian Kota Yogyakarta pada tahun 2011 sebesar 53 %. Dengan prediksi jumlah pengunjung ke Yogya yang selalu meningkat dari tahun ke tahun, hal ini mulai terlihat banyak hotel-hotel baru bermunculan di Yogyakarta. Bahkan jumlah hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2013 akan bertambah sebanyak 66 hotel, yang terdiri atas 22 hotel bintang dan 44 non bintang (sumber PHRI). Hal ini akan menjadi trigger terciptanya peluang-peluang bisnis atau investasi yang sangat menggairahkan.
Beberapa jenis investasi yang masih banyak diminati di Yogya adalah :
1. Perdagangan. Kota Yogyakata sebagai kota tujuan wisata selalu banyak wisatawan yang datang dan berkunjung ke Yogya. Mereka selalu mencari barang-barang kas Yogya seperti tas, kaos, batik, kerajinan tangan, kasongan dan segala macam pernak-pernik kas Yogya lainnya, untuk oleh-oleh atau souvenir. Barang-barang yang bernuansa Yogyakarta akan menjadi tanda mata atau kenang-kenangan bahwa mereka pernah berkunjung ke Yogyakarta. Bagi orang Yogya sendiri, bisa dijadikan sebagai oleh-oleh ketika berkunjung pada saudara atau bahkan relasi bisnis yang tinggal di luar Yogyakarta. Banyak juga perusahaan-perusahaan memesan barang-barang kas Yogya lalu di beri logo perusahaan untuk dibagikan pada relasi sebagai souvenir sekaligus sebagai corporate identity tool. Peluang bisnis perdagangan barang-barang kas Yogya masih sangat tinggi. Prinsipnya dibutuhkan kreativitas, selalu melakukan kreasi-kreasi baru dalam memproduksi barang. Ingat, Yogya gudangnya orang kreatif, banyak seniman berkarya dengan beraneka ide kreatifnya.
2. Pendidikan. Kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap Yogya sebagai kota pendidikan sangat baik. Sehingga mereka akan lebih memilih Yogya sebagai tempat menuntut ilmu dari pada kota lainnya. Hal ini tentu saja menumbuhkan peluang bisnis seperti kos-kosan, laundry, dan kebutuhan mahasiswa pada umumnya. Yogya sebagai kota pendidikan pernah tergoncang dengan issue negative tentang pergaulan bebas (hanya issue), namun sekarang citra Yogyakarta sebagai kota pendidikan sudah mulai pulih. Terlihat jumlah mahasiswa baru mulai meningkat 2 tahun terakhir ini.
3. Perhotelan. Tidak hanya wisatawan yang datang ke Yogya, banyak perusahaan memilih kota Yogya untuk acara diklat, meeting, training, seminar, sehingga memicu occupancy meningkat. Saat ini hampir setiap hotel ramai dengan berbagai acara training & business meeting. Investor memandang ini sebagai peluang investasi yang memiliki prospek bagus. Terbukti dengan pertumbuhan jumlah hotel di Yogya yang sangat pesat.
4. Kuliner. Bisnis kuliner di Yogyakarta sangat menjanjikan, karena wisata kuliner menjadi salah satu agenda pengunjung yang datang ke Yogya. Untuk bisnis kuliner yang menjadi daya tarik tidak hanya cita rasa yang enak, tetapi juga cara penyajian yang unik serta menghadirkan suasana yang khas. Berbagai macan level harga asalkan memiliki keunikan pasti banyak pengunjungnya. Dari angkringan (nasi kucing) hingga restaurant mewah, dari kaki lima hingga green resto, semuanya selalu ramai pengunjung.
5. Property. Ada beberapa alasan mengapa bisnis property di Yogya tetap eksis? Pertama, karena banyak orang memilih Yogya untuk kehidupan hari tuannya, Yogya tempat yang tenang dan nyaman untuk tinggal maupun belajar, sehingga mereka akan membeli rumah di Yogya sebelum mereka pensiun. Kedua, mereka membelikan rumah untuk anak-anaknya yang kuliah di Yogya dari pada harus kos. Pertimbangannya dengan punya rumah sendiri pasti lebih hemat. Dengan 2 alasan di atas banyak investor dari luar kota yang merambah ke Yogya untuk menyediakan berbagai type rumah dengan berbagai level harga dan desain. Rumah modern, etnik, mewah, sederhana semuanya punya pasar di Yogya.
Yogyakarta, memang kota yang luar biasa, pesonanya tidak hanya memikat hati pengunjungnya, tetapi juga memikat hati para investor untuk mengais rejeki. Dari sudut pandang investor Yogya tetap aman sebagai pilihan tempat untuk investasi.
Mari, jangan ragu untuk segera berinvestasi di Yogya.
(Artikel ini ditulis MC Maryati, diterbitkan Harian Jogja 20 Januari 2013)
MANAJEMEN KEHUMASAN
Peran komunikasi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangatlah penting sebagai sarana dalam menjalin hubungan dengan pihak internal dan eksternal dalam upaya pengembangan organisasi itu sendiri. Pertumbuhan organisasi sangat bergantung pada bagaimana cara organisasi tersebut membina hubungan yang baik dengan sesama rekan kerja dan pihak luar yang terkait dalam proses perkembangan organisasi, sehingga terciptalah citra yang baik dimata pihak internal dan eksternal.
Humas (Hubungan Masyarakat) atau yang lebih dikenal Public Relation dalam sebuah organisasi atau perusahaan merupakan fungsi komunikasi perusahaan baik untuk kalayak eksternal maupun internal. Ada beberapa difinisi mengenai Humas, diantaranya Humas adalah suatu seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksikan setiap kemungkinan konsekuensi dari setiap kegiatannya, memberikan masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, dan mengimplementasikan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan atau kepentingan khalayaknya (Pertemuan asosiasi-asosiasi humas seluruh dunia di mexico city, Agustus 1978 ). Pengertian Public Relations menurut Frank Jefkins yang dikutip oleh Neni Yulianita dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Public Relations adalah sebagai berikut : Public Relations consist of all forms of planned communication. Outwards between organization and it’s publics for the purposes of achieving specific objectives concerning mutual understanding (2001:33) dalam hal ini humas merupakan suatu bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
Peran dan fungsi humas. Peran Humas sangat penting bagi organisasi antara lain sebagai komunikator, sebagai pembina relasi, serta berperan sebagai back-up manajemen dalam kegiatan operasional organisasi, dan pencitraan.
1. Peran Humas sebagai komunikator atau juru bicara organisasi, Humas akan berkomunikasi secara efektif melalui berbagai media dan komunitas. Hampir semua bentuk komunikasi antar personal dilakukan, komunikasi tertulis, bertatap muka dengan berbagai pihak sebagai mediator atau persuader bagi organisasi. Berbagai media media cetak, media audio, media audio visual, dan internet merupakan media yang sangat efektif bagi kegiatan Humas.
2. Peran Humas sebagai relationship atau pembina relasi. Hubungan yang tidak harmonis dengan berbagai pihak akan mengancam keberlangsungan perusahaan. Relasi perusahaan ada 2 kelompok yaitu external relation dan internal relation. Walau pada umumnya Humas lebih focus pada eksternal relation, bukan berarti internal relation tidak penting. Kelompok eksternal relation antara lain media relation, government relation, community relation, dan corporate relation. Sedangkan internal relation meliputi karyawan atau semua pihak yang ada dalam perusahaan.
3. Peran Humas sebagai back-up manajemen, Humas berperan sebagai penunjang atau pendukung keberhasilan management secara keseluruhan. Kegiatan humas akan terkait dengan seluruh operasional perusahaan.
4. Peran Humas sebagai Gooder Image, Humas secara kontinyu harus selalu melakukan publikasi organisasi untuk membangun opini public sesuai dengan pencitraan yang diinginkan atau menambah nilai suatu organisasi. Selain itu Humas juga berperan turut memperbaiki citra, membela organisasi terhadap pendapat masyarakat yang bernada negative, atau jika terjadi serangan yang tidak wajar yang mengancam citra baik organisasi.
MANAJEMEN HUMAS.
Agar berhasil dengan baik dan bisa memberikan kontribusi yang besar terhadap organisasi, maka praktisi humas dalam menjalankan kegiatannya perlu menerapkan manajemen dengan profesional. Fungsi-fungsi manajemen dalam kehumasan sepenuhnya rnengacu kepada pendekatan manajerial, yaitu meliputi fact finding, planning, communicating, dan evaluating. (Cutlip, Center, Brown, 1985).
1. Fact finding. Kegiatan humas dalam fact finding atau penemuan fakta bisa dilakukan dengan research atau penelitian. Penelitian ini untuk mengetahui apakah opini public, sikap serta reaksi masyarakat menghambat perkembangan atau mendukung kemajuan organisasi.
2. Planning. Selanjutnya hasil dari penelitian dijadikan dirumuskan menjadi sebuah informasi yang kemudian dijadikan pedoman bagi humas di dalam membuat perencanaan kegiatan. Tahapan perencanaan ini merupakan tahapan yang sangat penting karena menentukan tujuan, target pesan, media komunikasi yang akan dipilih serta metode penyampaikan komunikasi yang efektif.
3. Communicating. Tahapan komunikasi tidak terlepas dari perencanaan, yaitu proses mengkomunikasikan pesan hingga target dampak dari pesan yang disampaikan sesuai dengan yang kita harapkan.
4. Evaluating. Kegiatan evaluasi dari program humas bisa dilakukan baik secara kuantitatif maupun statistic. Hasil evaluasi harus bisa menjawab apakan target atau tujuan humas yang telah ditentukan bisa dicapai, atau sejauh mana target telah tercapai. Hasil evaluasi digunakan untuk perbaikan atau pedoman dalam perencanaan kerja humas berikutnya.
Kedudukan humas dalam struktur organisasi. Kedudukan humas dalam struktur oraganisasi tidak bisa dinyatakan dengan tegas, karena sangat tergantung dari pandangan organisasi terhadap nilai pentingnya humas serta tingkat keluasan otoritas yang diberikan kepada bagian humas. Ada perusahaan yang menempatkan humas sebagian bagian dari corporate communication, external relation, community relation, bahkan ada yang hanya terkait dengan media relation saja. Semua kembali pada bagaimana organisasi memberikan span of control terhadap humas.
Sebagai wacana. Humas memiliki fungsi strategis dalam sebuah organisasi, sehingga fungsi humas bisa dioptimalkan sebagai back-up manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan. Humas bisa menjadi corong kebijakan organisasi sehingga perlu menempatkan humas langsung dibawah pimpinan sehingga mendapat informasi yang cukup untuk disampaikan ke public. Humas perlu dilibatkan dalam setiap koordinasi sehingga humas memiliki wawasan cukup terkait dengan seluruh kegiatan organisasi. Humas perlu mendapatkan fasilitas memadai, staf yang memiliki wawasan serta kemampuan komunikasi yang baik, kreatif dan responsive. Untuk mengoptimalkan hasil yang lebih baik, akan efektif sekiranya organisasi mampu melibatkan setiap anggota organisasi sebagai fungsi humas sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing.
Terakhir untuk semua praktisi humas, tetaplah bekerja optimal, semangat dan selalu meningkatkan kreativitas dalam membuat program kerja dalam segala keterbatasan yang ada.
Selamat tahun baru 2013, keep fighting….!
(Artikel ini diterbitkan oleh SKH BERNAS, pada kolom WACANA, 31 Desember 2012)
Langganan:
Postingan (Atom)