Konsep cost
center atau pusat biaya adalah suatu kegiatan baik dalam kegiatan personal
maupun suatu unit dalam organisasi yang tidak menambah keuntungan tetapi
sebaliknya selalu menimbulkan biaya atau beban yang harus ditanggung. Dengan
modal kreativitas banyak kegiatan yang tadinya cost center bisa diubah menjadi profit
center, yaitu suatu kegiatan yang tadinya menimbulkan biaya dengan
perubahan pengelolaan yang kreatif bisa berubah menjadi kegiatan yang mampu
memberikan keuntungan yang sangat menjajikan. Paradigma perubahan cost center ke profit center tidak sekedar dari biaya menjadi keuntungan tetapi
juga sudut pandang terhadap suatu kegiatan yang secara tidak langsung akan
mengubah cost menjadi profit melalui sebuah proses jangka panjang.
Beberapa contoh perubahan cost center ke profit center dalam suatu perusahaan salah satunya adalah maintenance. Maintenance
biasanya diasosiasikan secara negatif yaitu tentang mesin rusak atau perbaikan-perbaikan
yang harus mengeluar biaya besar. Padahal maintenance
adalah perawatan atau pemeliharaan, yaitu aktivitas yang dilakukan untuk
menjaga segala sesuatu berjalan pada kondisi selayaknya. Perusahaan yang
memandang maintenance yang dianggap
sebagai profit center mengerti betapa pentingnya posisi maintenance dalam produksi sehingga merasa perlu melakukan
investasi untuk maintenace agar
produksi tetap berlangsung. Untuk jangka ke depan, dengan maintenance yang tepat justru akan memberikan keuntungan
dibandingkan jika tidak atau melakukan maintenance asal-asalan saja.
Sumberdaya manusia (SDM) harus profit center, bukan cost center. SDM yang produktif,
efisien, menjadi keunggulan organisasi, menjadi asset yang sangat berharga, dan merupakan profit center. Tetapi ketika salah pemilihan SDM, maka bisa jadi SDM
akan merupakan cost center. Untuk
menjadikan SDM yang unggul atau profit
center, selain sistem rekruitmen yang baik, perlu diberikan pendidikan dan
pengembangan yang tepat. SDM yang tergolong profit
center, bisa memberikan manfaat yang lebih besar bagi kemajuan organisasi. Masih
banyak yang bisa dilakukan untuk mengubah cost
center menjadi profit center
dalam suatu perusahaan, misalnya menyewakan ruangan yang kurang optimal namun
biaya perawatan tinggi, catering karyawan menjadi rumah makan sebagai
pengembangan unit bisnis perusahaan, dan lain sebagainya.
Program Corporate
Social Responsibility (CSR) biasanya merupakan cost center. Ada 3 program utama CSR yaitu environmental management, social development, & economic
development. Contoh program CSR yang profit center adalah membina usaha mikro
kecil menengah (UMKM) dengan menampung pemasaran produk hasil binaan lalu
dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan. Atau memberikan modal berupa produk
untuk dijual bagi masyarakat yang telah diberikan pelatihan wirausaha mandiri.
Dengan pendampingan yang baik maka CSR tidak hanya mengangkat ekonomi
masyarakat tetapi juga memberikan penghasilan, sehingga kegiatan CSR tidak
harus menyedot uang dari perusahaan. Kegiatan bina lingkungan yang sekaligus
memberikan keuntungan.
Dalam lingkungan kita, sampah sering menjadi
masalah atau musibah yang membutuhkan biaya besar untuk mengatasinya. Upaya mengubah
paradigma sampah dari cost centre menjadi profit centre, secara kreatif bisa
dilakukan dengan mengelola sampah dengan metode bank sampah. Badan Lingkungan
Hidup DIY mempunyai program Jogyakarta Green & Clean, salah satu
kegiatannya adalah memberikan pelatihan Manajemen Bank Sampah. Dengan manajemen
yang baik sampah tidak lagi merupakan musibah tetapi justru berkah. Karena
hasil dari pengelolaan sampah atau “rongsok” bisa menjadi penghasilan yang
sangat menggiurkan.
Paradigma merubah cost center menjadi profit
center di lingkungan rumah tangga juga banyak. Prinsipnya selalu saja ada ide-ide
luar biasa untuk menciptakan solusi hebat bagi orang kreatif dan selalu optimis
dalam menghadapi masalah ekonomi. Berawal dari masalah-masalah dalam lingkungan
rumah tangga bisa menjadi bisnis rumahan yang memberikan penghasilan besar. Misalnya,
masalah kebutuhan pekerja rumah tangga untuk mencuci pakaian, maka dengan
sedikit menambah modal bisa sekalian mendirikan usaha laundry. Masalah antar
jemput anak sekolah bagi orang tua yang dua-duanya bekerja. Pada awalnya
langganan antar jemput akhirnya beli mobil, bayar sopir, sekalian bisnis antar
jemput anak sekolah yang satu sekolah dengan anaknya. Berawal dari kebutuhan
les privat untuk anak, bisa sekalian mendirikan lembaga les. Dan pasti masih
banyak lagi.
Sekarang coba anda pikirkan, apa kegiatan di
sekeliling anda, baik di rumah maupun di kantor, yang selama ini menimbulkan
biaya kemungkinan besar bisa anda ubah menjadi profit center. Tentu saja diperlukan kreativitas dan ide-ide yang
cemerlang. Selamat berkarya….!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar